Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ). Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢 Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤠Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu. Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...
Tuan ,
semalam kita menyaksikan
detik-detik renta tergelincir dalam pusara
Kurenggut pekat langit
dengan percik api yang kutuai dari dadamu
Kuserahkan nadiku yang
tandus untuk kau aliri darah
agar jelaga di jariku luruh menjadi
bait-bait bersayap
Ini upacara kematian
Dan kita merayakannya dengan
tambur seperti sepasang mempelai
Ah, bukankah air mata adalah
keranda bagi tubuhnya sendiri?
Aku telah berhenti merawat
luka
Semoga waktu tak lagi risau
dengan benih musim dalam
rahim
Tuan, ada cincin di tubuh
purnama!
(Januari 2010)
Komentar
Posting Komentar