Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi mere

Ardan, Secangkir Semangat Untuk Indonesia

Repot emang hidup tanpa bluetooth atau card reader, foto senarsis apapun jadi gak bisa terpampang di media. Untung aku bukan tipe orang narsis (tapi narsis beuuuud!!!!) Makanya, kemarin sempet uring2an waktu card readerku rusak. Alhasil foto-foto yg sebenernya q ambil beberapa bulan lalu baru bisa q posting hari ini.  Kayak yang ini nih. Foto-foto di bawah ini kuambil saat Ardan lagi ngadain event di dago car free day dalam rangka hari sumpah pemuda. Ya intinya biar para pemuda indonesia bisa lebih bersatu dan bersemangat memajukan indonesia.  Acaranya seru. Beberapa artis juga ikut tampil dalam acara ini. Salah satunya Jafunisun. Band yang satu ini emang unik banget! Mungkin sekilas orang bakal ngira lagu yang dibawakan adalah lagu Jepang. Secara, musik dan warna vokalnya Jepang banget! Tapi siapa sangka ternyata liriknya asli bahasa sunda. Tema yang diangkatpun sunda banget! Tengok aja judul-judulnya, yang paling hits "Tahu Sumedang", ada juga "Ti Soreang ka Kopo&

Pelangi Jingga

Ini adalah karya novel pertama saya, yang saya tulis selama 3 tahun lebih (sempat vacum karena kesibukan di kampus) dan akhirnya dapat terbit tahun pada tahun 2010. Awalnya saya menulis dengan Ilustrasi covernya saya buat sendiri.  Dan... berikut ini sinopsisnya: Jingga adalah seorang gadis manis berumur 17 tahun yang lucu, baik hati, dan periang. Ia punya begitu banyak teman yang menyayanginya. Di sekolah ia punya segudang prestasi dan selalu menjadi kebanggaan guru- guru dan orangtuanya. Mulai dari juara kelas, debat ini itu, sampai prestasi non akademis seperti modeling dan melukis. Diantara bakatnya yang lain melukis memang yang paling menonjol. Hidupnya nyaris sempurna, kelihatannya amat bahagia namun sebenarnya di hatinya menyimpan sebuah kesedihan yang amat mendalam. Vincent, ia adalah sahabat karib di masa kecil Jingga, cinta pertamanya. Jingga dan Vincent harus terpisah karena Vincent harus pindah ke luar negeri. Sejak itulah Jingga selalu terobsesi untuk bertemu Vin

Antologi 100 Puisi Tema Ibu Se-Indonesia Karena Aku Tak Lahir dari Batu

Karena Aku Tak Lahir dari Batu ( Antologi 100 Puisi Tema Ibu Se Indonesia ) Kurator : Oka Rusmini , Warih Wisatsana, Moch Satrio Welang Desain Sampul : Eko Bayu Saputra Tata Letak : Yayan Triyansyah Pemeriksa Aksara : Irwan Bajang ISBN : 978-602-9149-56-2 Penerbit : SASTRA WELANG PUBLISHER Buku ini adalah    wujud apresiasi pada sosok Ibu se Indonesia yang telah memberikan banyak pengorbanan demi berputarnya roda kehidupan di zaman yang serba sulit di negeri ini sekarang.  Proses pengerjaan buku ini relatif cukup lama, dari proses  pengumpulan naskah se Nusantara, proses pengkurasian, hingga  proses percetakan dan lain – lain memakan waktu kurang lebih  dua tahun terhitung program dimulai pada bulan April 2010. Satrio Welang, penggagas program ini sempat dikagetkan dengan banyaknya jumlah karya yang masuk ke meja redaksi. “Saya tak menduga, begitu banyak yang antusias dan tertarik pada kegiatan ini,” ungkapnya penyair dan dramawan yang banyak berproses di Bali ini.

Good Bye My Love, Good Bye My Friends

Saya melewati satu tahun terakhir dengan suka cita bersama teman-teman saya yang luar biasa. Mereka datang dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. Di Bandung ini kami semua berkumpul, melewati hari-hari bersama,  dan berjuang bersama untuk bisa segera menyelesaikan kuliah. Alhamdulilah, tahun ini kami semua bisa lulus dengan nilai yang baik. Kini, beberapa telah meninggalkan bandung dan memulai karier di kota lain. Untuk mengenang jasa-jasa mereka, saya mengajak anda sekalian untuk mengheningkan cipta sejenak. Setelah itu ijinkan saya mengenalkan satu persatu dari mereka: Dari kiri: Ario, Diko, Fiki, Parlin, Vanny, Ayuk, Intan, Gusti, Saya, Totong 1.      Diko: Pemuda kelahiran Martapura yang fasih bahasa jawa lengkap dengan medhoknya ini hobby banget sama dangdutan. Diantara penghuni kontrakan yang lain, barangkali dialah kandidat terkuat untuk menjadi calon dimas diajeng 2013. Secara, kemampuan untuk bercapcipcusnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Begitu pu

Berburu Baju Vintage di Pasar Cimol Gedebage

source: infobdg.com Hay girls., aku nemu tempat yang oke nih untuk berburu baju vintage. Namanya pasar Cimol Gedebage. Cimol disini artinya bukan aci dicemol, loh ya! Melainkan singkatan dari Cibadak Mall. Pasar ini khusus menjual baju-baju second. Atau istilah jogjanya awul-awul. Meski namanya demikian, bukan berarti baju di sini serba awul-awulan (tidak tertata). Aku cukup shock juga ketika tiba di sini. Tempat yang sebelumnya kupikir kumuh ternyata cukup rapi. Lantainya sudah dikeramik, atapnya pun permanen, bukan terpal. Jadi nggak usah takut debu, hujan dan becek. Sekilas lapak-lapaknya mengingatkanku pada pasar beringharjo, hanya bedanya baju yang dijual baju second. Disini kamu bisa belanja baju sepuasnya. Dan harganya dijamin murah. Bayangin.,dengan uang 100ribu aja,kamu bisa dapetin 5 helai baju,bisa lebih! Tapi ya,namanya baju second, jd harus teliti milihnya. Bukan tidak mungkin terdapat cacat seperti robek, kotor atau lepas kancingnya. Meski begitu, banyak juga ba

Car Free Day, Realy... Realy Free Day!

Wahhh..., emang nggak ada ruginya deh bangun pagi. Apalagi hari Minggu. Soalnya setiap Minggu di Dago ada Car-Free-Day! Di sini masyarakat Bandung tumpah ruah melakukan aktivitas olahraga. Mulai dari joging, sepedaan, ngedance daaaannnn.... ngliatin cowok cakep lagi olahraga juga termasuk olah raga loh! Olah Raga mata. Seru deh pokoknya! Banyak yang bisa dilihat, atraksi cheerleaders, dance, nyanyi, bahkan flashmoob sudah nggak asing lagi di sini. Habis olahraga terus lapar? Tenang, makanan minuman ada sepajang jalan (bayar tapi, yak). Siapa yang nggak tergoda coba, yang menawarkan teteh-teteh geulis, seumuran kita. Kebanyakan malah mahasiswa loh! Sesuatu yang  jarang kulihat saat di Jogja. Mojang Bandung emang kreatif, euy!

Ladang Tebu

Dari surau nan jauh Sayup adzan luruh mengatupkan tubuh Di atas hamparan tanah berjelaga Mencari muasal lengking suara Hilang gerisik dedaun tebu Kawan angin bermain-main Teman senja merumahkan beburung liar Di lengannya yang lebam Aku mulai paham bahasa sunyi Tentang mimpi-mimpi buruk itu Yang selalu menjelma diri Seperti cakar menembus celah belukar dan perdu rerumputan Telah kubaca riwayat luka yang kau tulis pada barisan pohon jati di atas bukit sepenggal demi sepenggal nafas terhempas tanpa sempat kau urai manis yang kau rawat sepanjang musim Kini aku mengerti mengapa engkau selalu menghitung tiap detik pertemuan daun rentamu tengadah mengeja cinta dan nasib di lubuk langit   sementara aku tak hirau, gagal membaca risau Kutimbun malammu dengan cerita betapa gigih aku belajar menjadi purnama Sebab ingin kupersembahkan padamu  gaun pengantin keperakkan Yang akan kau kenakan bila tiba pesta cahaya Di pucuk malam Kupo

Hujan di Pucuk Malam

Sajak ini kutulis di antara gigil jemari digerogoti sepi. Ketika pucuk hujan menjelma taring, rakus mengoyak jantung. Aku menukar kenangan dengan tubuhku di cermin. Nyata, jantung ini telah terburai, sisakan rongga pekat, sepeti langit menelan warna. Di luar, air rebah bertubi-tubi menghantam lorong ingatan. Sia-sia kusimpan bayang, mengental di kedua bola mata. Gamang kutatap laju kereta di stasiun kelabu. Aku tau tak ada tempat bagi sepotong surga yang  kubangun sendiri dari tempias hujan dan tanah basah. Angin pecah di dada. Petir menguntit seperti maut. Kupungut detik-detik yang gugur dan mengering. Berharap lahir cerita yang belum tuntas kau dongengkan. Malam begitu mencekam. Bayang-bayang bertingkah dalam benak, mengurai duka tak kunjung reda. Tangan biru memburu genggam. Aku terjaga Gemetar Meraba beku waktu Mencari detakku (Jogja, 2010)

Euforia Hujan

Kak, Hari ini aku datang tanpa sempat memberitahu Membuat repot jalan raya, mendadak bingung mau berteduh ke mana Genting gaduh, serupa perasaan musti cepat mengemasi segala urusan  Kupikir sekali waktu perlu pula, kutandaskan wajahku di bukubuku anak sekolah di seragam yang baru kemarin selesai dicuci agar kelak mereka mengenangku sebagai puisi Kak, Sekalipun nanti matahari akan marah karena cahayanya kutebas hingga patah Biarlah hari ini aku egois Sebab rindu tak lagi terbendung untuk sampai  padamu (ngomongngomong lucu sekali, sepanjang jalan kudengar orang menggunjing sengit tentang langit salah musim Sementara yang kujatuhkan adalah doadoa mereka yang sempat menumpuk di ruang tunggu) Kuingat bagaimana kau mengusik debu kemarau yang lekat di jendela, dengan goresan angkaangka kalender Di sekat seberang kau bayangkan aku datang merapat Dirimu yang lain berlari riang menangkap kenangan, meski selalu tergelincir dari kedu

Surat Nawang Wulan

Telah kutemukan selendangku di lumbung padi yang lama kehilangan  bau periuk dan alu Oh, aku lupa bagaimana cara terbang Metropolitan mengajariku  menghitung ketukan high hills sehingga jelas kapan waktu mengangkat pinggul kapan boleh menoreh senyum  Majalah trend mendikte    warna baju hingga lipstik yang harus kupakai  Sampai tak kukenal lagi diri karna topeng di wajahku kian paten Aku memuja dewi kecantikan yang bersemayam dalam cermin Kurapal mantra-mantra pengundang decak kagum agar lelaki  bertekuk lutut dan  nestapa tak lagi menguntit di antara lilit perut Jaka Tarub telah durjana mengungkap rahasia para dewa Kini ia rasakan sendiri bagaimana melerai nasib menggantung hidup pada cerobong asap pabrik, yang menjadikan kepala serupa mesin-mesin penggerus nurani Di persimpangan kami mantapkan langkah demi menukar uang dengan angan Meski tetap terlampau miskin bagi kami membeli harga diri Kepada anakku yang sel

Rembang

Telah habis serbuk laras berkabar sukacita pada debu sebatang kara Dan manis menemukan persemayaman terakhirnya Hendak ada upacara turun tahta Paman dikerahkan Dia yang punya terik dan letih Membabat bakal gula bukan miliknya Pasukan merah putih kecil menyerbu medan laga Tawar menawar perasaan Menanam khianat di hati mungilnya Batang tebu sujud sujud di kaki Aduhai, tentu minta dibawa lari Sabar mengharap lena pak tua telanjang dada Kantung ilmu jadi diisi hasil mencuri Rambut merah disengat jemari matahari Pantat merah diupah emak Namun bocah tetap kembali  Tanpa lelah mengawal cakrawala mencari sudut bumi Lalu tebutebu meneruskan perjalanan Menjejaklah kami, Kehidupan baru Agustus 2009 

Kalau hujan reda

Capung yang melintas siang tadi terhuyung murung “Matahari basah kuyup lalu pingsan setelah banjir menyapu negerinya!” Pantas awan mengerak air mulai berloncatan di kakiku Ah, emak lupa angkat jemuran Bapak tak pulang sejak pamit ke pulau seberang Muka pintu berembun enggan terkatup Telungkup mata di atas sepasang lutut Air meriap di dada Kalau hujan reda, Aku ingin punya candikala seperti gambar di kalender kupinang serumpun alang-alang bunga adalah altar dan saksi bagi utusan langit yang datang bertandang                                 Walet berwajah pucat berteduh di balkon tetangga Di sudut laba-laba menggigil, memintal benang terakhir Bibirnya berucap putus asa ” Bagaimana menyulam baju hangat?” Sekeping logam dalam cawan kelelahan mengukur jalan Atap kardus menyerah kalah di tengah pertikaian Laron.. . laro n hati-hati bangun rumah Cacing. . .cacin g Ini tanah sengketa Katak. . .katak Kasihan ya , tak punya saw

Warung Mistik

Berangkat dari rasa penasaran, seusai menghadiri pembukaan pameran 'Dongeng Sebelum Tidur' di Common Room. Aku dan teman-teman mendatangi salah satu warung makan yang letaknya di jalan Taman Sari. Itu semua tak lepas dari rekomendasi Sen yang telah mencoba beberapa hari sebelumnya. Gimana nggak kepengen, setiap orang yang ngobrol dengannya diceritakan tentang keunikan warung tersebut. Ia bercerita dengan wajah kepedesan dan muka kemerahan, seolah rasa sambal masih melekat di lidahnya.

Dongeng (Teror) Sebelum Tidur

Wah, udah lewat tengah malam. Tapi meski capek, rasanya masih ngganjel kalo belum posting blog (Setelah sekian lama gk posting). This the truth saturday night! Padahal aq baru ngeh sorenya kalo kmrn tu hari sabtu. Cz seharian di depan Lappy, nulis artikel untuk tugas bikin tabloid. Aku pergi nonton pembukaan pameran S.E Dewanto di Common Room bareng temen2. Pameran lukisan itu ternyata tak semanis judulnya 'Dongeng Sebelum Tidur' yang menurutku lebih mirip sebuah teror atau semacam mimpi buruk. Ya, itulah kesan pertama yang kurasakan saat melihat deretan lukisan yang terpajang. Dominasi warna merah dan hitam begitu kental. Menggambarkan sisi gelap, kekerasan,penindasan dan ketakutan. karya-karya S.E Dewanto ini menyadarkanku bahwa ternyata ada banyak sekali kekerasan di sekitar kita  

Euforia Ardanesia

Sabuga bertabur bintang dan aku beruntung menjadi salah satu saksinya. Ya, walaupun datengnya lumayan telat sih, tapi tetep terpuaskan dengan penampilan langsung yovie nuno, sammy simorangkir, smash, geisha, cherrybelle dan kahitna. Acara tersebut digelar dalam rangka ulangtahun radio ardan yang ke 22. Seru..!! Aku langsung ambil posisi paling depan. 4 jam berdiri dan berdesakkan jadi nggak kerasa. Ternyata emang beda, liat di tv sama nonton langsung. Puas deh pokoknya! Berikut beberapa gambar yang sempat kuabadikan meski cuma dengan kamera HP.  :-( Penampilan Smash bikin cewek-cewek di sekitarku histeris. 

Cara mengurus kartu identitas yang hilang

Dua minggu yang lalu, saat aku tidur, seorang tamu tak diundang masuk ke dalam rumah. Dia berhasil mengambil dompet dan hp ku (anehnya laptop yang q letakkan di samping hp nggak ikut diambil juga, alhamdulilah ya) Uang yang hilang sih nggak seberapa, tapi semua kartu identitasku ikut raib bersama dompet. Terpaksa aku harus pulang ke jogja untuk mengurus semuanya. Ternyata prosesnya nggak serumit yang kubayangkan. Hanya, memang harus ada niat dan usaha (dan cukup uang tentu saja) Berikut ini ada cara mengurus kartu-kartu identitas yang hilang. Semua kutulis berdasarkan pengalamanku kemarin. 1. Lapor polisi Catat secara detail apa saja yang hilang, misal KTP, ingat berapa nomornya, kalau hp seperti apa spesifikasinya. Hal itu untuk memudahkan polisi dalam membuat surat keterangan kehilangan. 2. Membuat KTP Mendatangi kepala dusun untuk meminta blangko permohonan KTP baru. Mendatangi kelurahan dan menyerahkan: - Surat kehilangan dari kepolisian - Blangko permohonan KTP -Foto 2

Go to Goa Jepang & Goa Belanda

Gagal merayu totong dan ario tak mengurungkan niatku dan ayuk untuk ikut teman-teman berpetualang ke hutan juanda yang terletak di daerah Dago Pakar. Di sana terdapat sebuah gua peninggalan jepang yang disebut gua jepang. Menurut guide yang mengantar kami, gua tersebut dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian. Terdapat kamar-kamar untuk beristirahat pasukan Jepang. Jangan dibayangkan seperti kamar kita ya. Kamar tersebut berupa sebuah ceruk kecil di dinding. Ada lorong-lorong yang saling berhubungan. Mirip labirin. Hii.. kalo pergi sendiri aku nggak yakin bisa ketemu jalan keluar. Ditambah lagi tidak ada penerangan sama sekali kecuali dari senter yang kami bawa. Ow ya, aura mistis sangat terasa di sana. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya orbs yang tertangkap kamera. (maaf, belakangan lagi tergila-gila sama orbs).

Berburu Orbs

Masih penasaran sama orbs, akhirnya di malam yang galau aku memutuskan untuk berjalan-jalan. Dengan berbekal sebuah kamera pocket dan ditemani sang pawang lelembut (Andhi Ayuk), kami menyusuri jalan Cihampelas. Cukup merinding juga karena jalan mulai lenggang, banyak toko yang telah tutup. Aku mencoba tak menghiraukannya dengan terus memotret bangungan di sekitarku. Hasilnya sangat mengejutkan! Ternyata banyak sekali orbs di sekitar kami. Dari puluhan foto yang kuambil, sebagian besar muncul penampakan orbs. Berikut beberapa diantaranya.      Jembatan menuju ciwalk. Lokasi ini menjadi salah satu yang terbanyak kemunculan orbsnya. (emang sih dilihat dengan mata telanjang aja tempat ini udah serem. Di tambah lagi kalo malam sepi dan minim penerangan)

I'm at Geek Fest

  Buat penyuka desain grafis kayaknya perlu deh dateng ke sini. Bisa nambah wawasan dan inspirasi. Banyak stand yang ditawarkan. Mulai dari stand kaos, film, majalah dan komik. Ada juga game-game seru yang sayang kalo nggak dicoba. Contohnya satu ini ni, tinju maut! Ada juga game berburu hantu, follow the dancer, dan emm.. semacam ular tangga gitu tapi bukan. Apa ya namanya..???

Sunny

Im Na-Mi (Shim Eun Kyung) adalah murid pindahan dari desa. Meski sedikit kikuk mendapati pergaulan teman-teman barunya di sekolah wanita Jideok yang terletak di pusat kota Seoul, Na-Mi akhirnya bisa beradaptasi. Bahkan diterima sebagai anggota geng di kelas barunya yang dipimpin oleh Ha Chun Hwa (Kang So Ra). Selain Chun Hwa, ada pula Kim Jang Mi (Kim Min Young) yang terobsesi memiliki mata besar, Jin Hee (Park Jin Hoo) yang hobi memaki, Geum Ok (Nam Bo Ra) cewek pecinta sastra yang hiperaktif, Bok Hee (Kim Bo Mi) yang bermimpi memenangkan kontes kecantikan serta Su Ji (Min Hyo Rin), anggota paling cantik diantara semua. Setelah merasa cocok satu sama lain, mereka memberi nama geng itu dengan Sunny. Awalnya persahabatan itu terlihat erat meski diselingi berbagai konflik baik internal maupun eksternal. Namun tidak setelah sebuah kejadian memisahkan mereka semua. 25 tahun kemudian, Na-Mi (Yoo Ho Jeong) sudah menjadi ibu rumah tangga yang begitu mengabdi pada keluarganya. Hingga tanpa se

Mengenang Pak Christoporus AD

          Kemarin sore saya mendapat kabar mengejutkan dari seorang kawan yang mengatakan bahwa salah satu dosen kami di Politeknik Seni Yogyakarta telah meninggal dunia. Beliau adalah Pak Christoporus AD, dosen yang mengajar mata kuliah Video Shotting dan Editing semester 4 dan 5 lalu, yang sekaligus menjadi dosen pembimbing saya pada saat tugas akhir. Beliau menjadi salah satu dosen favorit saya di kelas. Kami mengenalnya sebagai dosen yang murah senyum dan murah hati, apalagi dalam   memberikan nilai. Saya jadi ingat tugas membuat video klip semester 4 lalu. Pekerjaan kelompok saya boleh dibilang hancur, jauh dari konsep yang saya bayangkan sebelumnya. Bahkan saat tiba waktunya presentasi, kami masih berusaha menyelesaikan tugas di kontrakan Kakin. Padahal Pak Chris dan teman-teman telah menunggu, tak ada satupun dari kelompok kami yang datang. Kami pikir Pak Chris akan marah karena itu, ternyata tidak. Beliau tetap meminta kami datang untuk presentasi meski dengan karya seadanya.

Crazy Little Think Called Love

Belakangan lagi suka sama film-film bertema remaja. Jadi inget masa SMA yang penuh dinamika. Hihi.. Sebenarnya aku agak telat sih, bahkan aku belum gitu 'ngeh' ketika film ini tayang di TV.  Pas aku heboh, ternyata temen-temen dah nonton semua. Sebenarnya ceritanya sederhana sih.., mungkin menjadi pengalaman kita sendiri juga. Tapi justru itu, jadi seperti ada keterikatan batin. Ceritanya tentang seorang cewek yg jatuh cinta sama kakak kelas.Berbagai cara sudah diupayakan, termasuk merubah penampilannya dari gadis buruk rupa sampai ia menjadi cantik dan menjadi idola di sekolahnya. Sayang,ternyata tetep nggak ada respon dari si cowok. Emm..sebenarnya bukan nggak respon sih, tapi karena ada satu dan lain hal sehingga membuat si cowok nggak bisa membalas cinta si cewek.Setelah 9tahun menunggu, akhirnya mereka dapat bersatu. Menonton film ini aku sampai nangis. Jadi inget pengalaman siapa gitu. Tapi emang sih