Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ). Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢 Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤠Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu. Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...
Kak,
Hari
ini aku datang
tanpa
sempat memberitahu
Membuat
repot jalan raya,
mendadak
bingung mau berteduh ke mana
Genting
gaduh, serupa perasaan
musti
cepat mengemasi segala urusan
Kupikir sekali waktu perlu pula, kutandaskan
wajahku
di
bukubuku anak sekolah
di
seragam yang baru kemarin selesai dicuci
agar
kelak mereka mengenangku
sebagai
puisi
Kak,
Sekalipun
nanti matahari akan marah
karena
cahayanya kutebas hingga patah
Biarlah
hari ini aku egois
Sebab
rindu tak lagi terbendung
untuk
sampai padamu
(ngomongngomong
lucu sekali,
sepanjang
jalan kudengar orang menggunjing sengit
tentang
langit salah musim
Sementara
yang kujatuhkan adalah doadoa mereka
yang
sempat menumpuk di ruang tunggu)
Kuingat
bagaimana kau
mengusik
debu kemarau yang lekat di jendela,
dengan
goresan angkaangka kalender
Di
sekat seberang kau bayangkan aku datang merapat
Dirimu
yang lain berlari riang menangkap kenangan,
meski
selalu tergelincir dari kedua tangan yang kau tengadahkan
Seperti
itulah aku ingin memulangkanmu
Dalam
genangan, muara segala rindu
Namun, Kak
Diamdiam
aku harus pergi
setelah
mengirim ricik nakal di matamu
Lalu tubuhmu rebah memucat,
Kutanggalkan
jejak cinta pada lekuk jarijarimu
(Nopember 2009)
Komentar
Posting Komentar