Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...

DIY Project: Make Over My Room




Salah satu hal yang kutulis dalam daftar “100 dreams project” adalah make over kamar. Dari kecil aku emang suka banget ngehias-hias kamar gitu. Waktu SMP, kalo yang lain lagi seneng-senengnya sama telenovela remaja, aku paling suka nonton acara reality show Jepang di TPI, tentang lomba memake over ruangan. Setiap peserta bebas berkreasi namun dengan budget terbatas. Ini serunya. Mau nggak mau mereka harus kreatif. Tak jarang mereka berhasil menyulap barang-barang murah dan kelihatan sepele, menjadi lebih artistik.
Dari situ aku jadi terinspirasi untuk memake over kamar sendiri meski budget minim. Caranya adalah dengan  memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar. Misal, mengecat ulang lemari yang sudah lama tidak terpakai, membuat hiasan dinding dari kertas bekas dan kain perca. Bahkan dulu, sangking pengennya punya tempat tidur sendiri, aku menyulap lemari panjang menjadi tempat tidur dengan kasur empuk didalamnya. Selama beberapa tahun aku betah banget tidur di situ sampai akhirnya terpaksa pindah karena kakiku udah nggak cukup lagi didalamnya.
Tentu masih banyak hal kreatif yang bisa dilakukan. Apalagi sekarang udah ada pinterest. Banyak ide-ide yang bisa dicontoh. Jujur sih, kalo udah buka pinterest kadang jadi nggak konsen. Dari yang tadinya mau browsing referensi buat kerjaan, eh malah jadi liat gambar-gambar interior kamar yang lucu-lucu.
Bisa dibilang udah jadi semacam obsesi. Sampai sekarang aku pengen bisa punya kamar yang “aku banget”. Tapi sejauh ini belum pernah benar-benar terwujud. Beberapa tahun hidup nomaden alias pindah-pindah kosan, bikin aku sulit merealisasikannya. Apalagi kamar kosan, yang bukan sepenuhnya milik sendiri. Belum, kalo ternyata nggak betah terus pengen pindah kosan.
Tapi sekarang , meski masih ngekos, aku cukup nyaman. Hampir 4 tahun semenjak kerja di Bandung, aku nggak pindah-pindah kosan lagi. Tiap pulang kerja, ngliatin tembok yang sepi bikin aku greget pengen memake overnya. Singkat cerita, akhirnya kuputuskan kamar ini menjadi proyek eksperimenku.

Dan inilah hasilnya.

Dapet ide awalnya malem-malem pas mau tidur.Karena terlalu excitednya,
 aku sampe nggak bisa tidur. Aku nyalain lampu lagi dan buru-buru
 bikin list barang apa aja yang aku butuhin.
















Nggak ada tema khusus sebenernya. Kalo dilihat secara keseluran kesannya, cherfull, girly dan teenage gitu ya. Warna pink fucia mendominasi karena aku emang suka banget warna itu. Aku kombinasikan dengan warna biru dan putih biar warna pinknya nggak bikin sakit mata alias too much (Kebetulan warna tembok dan karpetnya matching... jadi lumayan enggak usah ngecat ulang lagi)

Dan pastinya aku masih menerapkan asas “Irit Budget”. Artinya, kalo bisa bikin sendiri ngapain beli. Kalo bisa beli dengan harga murah, ngapain beli yang mahal. Hehe.. Karena itulah banyak item yang aku bikin sendiri. Apa aja, sih? Let’s chek one by one!


Sebenernya belum sepenuhnya beres sih. Masih ada beberapa bagian yang pengen aku tambahin. Nanti deh, ku update lagi kalo udah benar-benar jadi.
Intinya, semua terletak pada kreativitas. Percaya deh, dengan keterbatasan justru kita akan terpancing untuk menciptakan karya-karya kreatif. Memang, mungkin akan sedikit memakan waktu. Tapi pasti ada kepuasan tersendiri dibanding beli barang-barang secara instan. Try it!
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Review Softlens New More Dubai (Honey Brown)

Sebagai penderita mata minus aku jarang banget memakai softlens. Aku lebih memilih pakai kacamata untuk sehari-hari karena nggak ribet, dan hanya memakai softlens untuk event tertentu saja seperti kondangan atau acara spesial lain. Kebetulan bulan ini banyak banget undangan nikahan. Jadi aku memutuskan untuk beli softlens lagi. Walau hanya perintilan kecil aku ngerasa ini ngaruh banget untuk penampilanku keseluruhan. Meski baju dan dandanan udah cantik, kalau pakai kacamata tuh rasanya kurang perfect aja gitu.

Pelangi Jingga

Ini adalah karya novel pertama saya, yang saya tulis selama 3 tahun lebih (sempat vacum karena kesibukan di kampus) dan akhirnya dapat terbit tahun pada tahun 2010. Awalnya saya menulis dengan Ilustrasi covernya saya buat sendiri.  Dan... berikut ini sinopsisnya: Jingga adalah seorang gadis manis berumur 17 tahun yang lucu, baik hati, dan periang. Ia punya begitu banyak teman yang menyayanginya. Di sekolah ia punya segudang prestasi dan selalu menjadi kebanggaan guru- guru dan orangtuanya. Mulai dari juara kelas, debat ini itu, sampai prestasi non akademis seperti modeling dan melukis. Diantara bakatnya yang lain melukis memang yang paling menonjol. Hidupnya nyaris sempurna, kelihatannya amat bahagia namun sebenarnya di hatinya menyimpan sebuah kesedihan yang amat mendalam. Vincent, ia adalah sahabat karib di masa kecil Jingga, cinta pertamanya. Jingga dan Vincent harus terpisah karena Vincent harus pindah ke luar negeri. Sejak itulah Jingga selalu terobsesi untuk bertemu...