Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi mere

Eksotisme Tersembunyi di Green Valley Citumang, Pangandaran

Apa yang pertama kali terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata Pangandaran? Mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab pantai. Yep, nggak salah sih. Pangandaran emang udah terkenal banget dengan pantainya. Tapi sebenarnya masih ada lho, potensi wisata lain di Pangandaran yang belum banyak terexpose dan nggak kalah indah. Salah satunya adalah wisata alam berupa sungai yang biasa disebut dengan Green Valley Citumang. Di sini kita bisa berpetualang menyusuri sungai (body rafting) sambil menikmati keindahan alam di sepanjang aliran sungai.

Nah, kali ini aku mau berbagi pengalaman ketika mengikuti body rafting bersama temen-temen sedivisi di kantorku. Udah agak lama sih, tepatnya setahun lalu, di bulan Mei 2017. Sebelumnya nggak pernah kebayang bakal ikutan wisata semacam ini. Biasanya sih, yang penting ada spot
cantik buat foto-foto aja udah cukup. Nggak terlalu suka wisata petualangan yang bikin capek kayak gini. Apa daya, aku kalah voting dari temen-temenku yang kebanyakan cowok (Emang udah kodratnya kali ya, kayaknya nggak mantap aja kalo nggak nyobain tantangan). Dari beberapa kandidat objek wisata yang ingin dikunjungi, akhirnya Citumanglah yang dipilih berdasarkan hasil voting terbanyak.


Dari yang semula nggak terlalu antusias, pikiranku langsung berubah ketika tiba di lokasi. Ngelihat aliran sungai yang jernih dan segar semangatku langsung terpacu. Sebelumnya kami berangkat dari pos menuju sungai menggunakan mobil bak terbuka yang sudah disediakan oleh guide. Kami juga sudah dibekali peralatan keamanan lengkap seperti jaket pelampung, helm dan sepatu karet. Perjalanan yang ditempuh tidaklah jauh, sekitar 15 menitan. Seru, apalagi sepanjang jalan temen-temen nggak berhenti ngelawak.

Sebelum benar-benar terjun ke sungai, kami dibrefing terlebih dulu oleh guide. Dengan begitu setidaknya kami tahu apa saja yang harus kami lakukan untuk menghadapi berbagai situasi di dalam air nantinya. Pesan dari guide yang terpenting adalah jangan panik. Karena pada dasarnya sungai ini aman selama peserta tetap bersikap baik dan mau mengikuti petunjuk dari guide. Kami juga diajak melakukan senam pemanasan terlebih dahulu untuk menghindari kram yang mungkin saja terjadi.

Barulah setelah itu kami berjalan menuruni bebatuan dan tanah yang cukup curam. Di sini kami harus sangat berhati-hati agar tidak terpeleset. Lalu satu persatu dari kami masuk ke dalam sungai yang dari jauh nampak biru kehijauan. Rasanya dingin dan segar. Pemandangan di sekitar sungai juga sangat indah dan terkesan masih alami.

Perlahan kamipun mulai menyusuri aliran sungai. Ternyata sungai ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mulai dari yang dangkal hingga yang dalam. Ada yang arusnya deras, ada yang tenang, ada yang berbatu, ada juga yang tidak. Setiap tempat itu memiliki tantangannya masing-masing. Untunglah ada guide yang selalu mengarahkan kami. Sebelum memasuki tantangan berikutnya mereka selalu memastikan terlebih dulu tidak ada yang tertinggal diantara kami. Buatku yang paling gampang adalah tantangan melompat dari ketinggian. (Mungkin ada kali ya 3-5 meter) Ya iyalah soalnya aku kan nggak ikut loncat. Hihii... Aku emang rada-rada phobia sih sama ketinggian. (baca Our Hysteria (at Transtudio).) 


Selebihnya semua tantangan bisa kulewati dengan baik. Termasuk ketika harus terjun ke arus yang cukup deras. Ada juga tantangan yang nggak kalah bikin 'dugdugserr'. Aku sempet terseret arus dan lenganku tergores dasar sungai yang dangkal dan berbatu. Untung ada temen2 yang sigap narik tanganku. Nah, gini nih positifnya ikutan body rafting, apalagi sama temen-temen satu divisi. Kami bisa melatih kekompakan dan juga jiwa tolong-menolong dengan yang lain. Di mana hal itu sangat dibutuhkan di lingkungan kerja.  






Bagian yang paling favorite sih ketika kami melewati aliran sungai yang tenang, kami diminta membuat formasi lingkaran, dengan posisi tubuh menghadap ke langit. Di situ aku bisa melihat pemandangan pepohonan hijau yang menaungi kami, dan juga bebatuan tinggi yang selalu meneteskan air seperti gerimis. Damai banget rasanya. Dalam hati aku merasakan syukur yang luar biasa karena bisa melihat mahakarya Tuhan yang sangat indah.



Di tengah perjalanan kami sempat beristirahat di tepian sungai. Sebelumnya guide memang sudah memberitahukan bahwa nantinya ada 'alfamart' untuk kami bisa beristirahat sejenak. Bodohnya aku percaya aja. Mana ada alfamart di sungai kayak gitu. Ternyata 'alfamart' yang dimaksud adalah sebuah rumah sederhana di atas pohon. Kami bisa memesan mie, teh atau kopi hangat disitu. Di saat udah capek dan kedinginan, mie udah yang paling pas deh! Kami juga nggak perlu capek-capek naik ke atas karena pesanan akan diantarkan menggunakan kotak yang diikat dengan tali lalu diturunkan dari atas rumah pohon tersebut. Unik emang.


Setelah itu kami kembali meneruskan perjalanan. Pemandangan yang berbeda-beda membuat kami tidak merasa bosan sama sekali. Malahan waktu terasa begitu cepat. Tau-tau kami sudah harus mengakhirinya. Berbeda dengan ketika berangkat, kali ini kami dijemput menggunakan perahu. Kali ini kami melewati sungai yang luas, dengan tumbuhan payau di sekitarnya. (Sekilas kayak pemandangan di luar negeri. Tapi di mana yaa??)


Yaah, walaupun badan remuk redam setelahnya, bahkan hingga beberapa hari nggak hilang-hilang. Tapi aku nggak nyesel deh pokoknya. Dan nggak ada yang bisa ngegantiin pengalaman yang udah kudapat ini. Dari yang tadinya nggak suka, sekarang kalo ngelihat foto-fotonya rasanya pengen balik lagi deh ke Citumang. Yukk?


Komentar

  1. Wah bagus banget ya kak, belum pernah kesana

    BalasHapus
  2. Waaah seru banget! Ini pas weekday atau weekend? Dari dulu belum kesampaian mau ke sana. Abis keburu malas duluan begitu tahu bakal kayak cendol kalau ke sana pas weekend. Tapi ini kok kayaknya enak nggak terlalu ramai, ya. Jadi kepengen dah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak kok sis, aq ksana pas weekend lumayan sepi. Asal jangan long weekend atau musim liburan aja kali ya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi mere

Kota Mini Lembang, Destinasi Wisata Instagramable yang Nggak Sekedar buat Foto-Foto Cantik

Tempat wisata di Lembang emang nggak pernah ada habisnya. Belum tuntas mengunjungi satu tempat wisata, udah bermunculan lagi tempat wisata lain yang tentunya menambah daftar panjang keinginan untuk main ke Lembang. 

Review Softlens New More Dubai (Honey Brown)

Sebagai penderita mata minus aku jarang banget memakai softlens. Aku lebih memilih pakai kacamata untuk sehari-hari karena nggak ribet, dan hanya memakai softlens untuk event tertentu saja seperti kondangan atau acara spesial lain. Kebetulan bulan ini banyak banget undangan nikahan. Jadi aku memutuskan untuk beli softlens lagi. Walau hanya perintilan kecil aku ngerasa ini ngaruh banget untuk penampilanku keseluruhan. Meski baju dan dandanan udah cantik, kalau pakai kacamata tuh rasanya kurang perfect aja gitu.