Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...

Liburan Akhir Tahun di Chinatown ,Bandung

Waah.. minggu ini banyak agenda liburan. Udah kayak orang kantoran aja. Mereka liburan aku juga ikut liburan. Hehee.. habis ya gimana. Ibu rumah tangga kan butuh refreshing juga. Kebetulan banget patner jarambah aku, Karin, lagi libur kerja sampai awal tahun. Fyi, ini adalah moment langka bisa jalan bareng lagi. Semenjak pindah tempat kerja,dia jadi punya hobby baru, lembur. Boro-boro mau ngajakin jalan, di saat orang lain menikmati weekend, dia masih sibuk di kantor. Makanya begitu dia ada waktu luang, kemanapun, aku hayuk aja.
Nah, sebenernya tujuan awal kami adalah mau ke salah satu cafe di daerah Dago atas.  Tapi berhubung perjalananannya jauh, sedangkan perut udah lapar tak tertahankan, kami melipir dulu ke Chinatown, di jalan Kelenteng, Bandung. Kenapa Chinatown dan bukannya warteg atau yang lain? Karena sebenernya kami udah lama pengen ke sini namun belum kesampaian.

Chinatown ini letaknya di kawasan pecinan. Bangunan-bangunan di sekitar sini mengingatkanku pada Gang Suryatmajan, di Yogyakarta yang kental dengan nuansa China tempo dulu. Salut dengan pemerintah kota yang sampai sekarang masih mempertahankan bangunan tersebut.



Dengan membayar 20.000 rupiah perorang, kami sudah mendapatkan tiket masuk dan souvenir berupa gantungan kunci Chinatown.
Begitu masuk yang pertama kami tuju adalah food courtnya. Makanan yang dijual di sini hampir sama dengan food court kebanyakan yang menjual berbagai macam masakan Indonesia. Sayang, untuk transaksi apapun di sini tidak menerima debit. Kita hanya bisa membayar dengan kartu flash atau kartu debit. Itupun yang disediakan cuma debit BCA L

Setelah kenyang, kami memulai jalan-jalan. Di sini aku merasa seperti ada dalam serial kungfu. Banyak sekali lampion dan papan nama dengan tulisan China. Ada deretan toko souvenir dan  rumah yang bisa kita masuki. Interior di dalamnya pun dibuat menyerupai rumah-rumah china tempo dulu. Makanan khas China ala-ala street food juga banyak dijual di sini. Tenang aja, semua makanan yang di jual tidak mengandung babi kok, jadi halal untuk dikonsumsi. ( Ada pemberitahuannya di depan pintu masuk).





Chinatown ini memang tidak begitu luas. Jarak antar bangunan cukup rapat. Mungkin menyesuaikan lingkungan di China yang sebenarnya. Tapi nggak usah khawatir, kita nggak akan kekurangan spot foto, kok. Di sini semua tempatnya instagramable. Kita cuma perlu sedikit bersabar karena untuk berfoto di beberapa spot kita harus mengantri terlebih dahulu. O iya, biar fotonya kelihatan lebih bagus, kita bisa, loh, menyewa kostum ala-ala Putri Huan Zhu di sini.
Selain itu semua, fasilitas di sini cukup lengkap. Ada toilet, mushola dan tempat bermain anak. Ada juga museum kecil di mana kita bisa belajar tentang sejarah masyarakat Tionghoa.


Over all, China Town bisa jadi salah satu alternatif liburan di tengah kota. Apalagi untuk yang males pergi jauh-jauh. Jangan lupa isi full baterai kamera biar bisa puas foto-foto.  O ya, tempat ini juga dekat dengan mall 23 Paskal. Jadi kalau pengen lanjut belanja bisa langsung cusss ke sana. Selamat liburan!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Review Softlens New More Dubai (Honey Brown)

Sebagai penderita mata minus aku jarang banget memakai softlens. Aku lebih memilih pakai kacamata untuk sehari-hari karena nggak ribet, dan hanya memakai softlens untuk event tertentu saja seperti kondangan atau acara spesial lain. Kebetulan bulan ini banyak banget undangan nikahan. Jadi aku memutuskan untuk beli softlens lagi. Walau hanya perintilan kecil aku ngerasa ini ngaruh banget untuk penampilanku keseluruhan. Meski baju dan dandanan udah cantik, kalau pakai kacamata tuh rasanya kurang perfect aja gitu.

Pelangi Jingga

Ini adalah karya novel pertama saya, yang saya tulis selama 3 tahun lebih (sempat vacum karena kesibukan di kampus) dan akhirnya dapat terbit tahun pada tahun 2010. Awalnya saya menulis dengan Ilustrasi covernya saya buat sendiri.  Dan... berikut ini sinopsisnya: Jingga adalah seorang gadis manis berumur 17 tahun yang lucu, baik hati, dan periang. Ia punya begitu banyak teman yang menyayanginya. Di sekolah ia punya segudang prestasi dan selalu menjadi kebanggaan guru- guru dan orangtuanya. Mulai dari juara kelas, debat ini itu, sampai prestasi non akademis seperti modeling dan melukis. Diantara bakatnya yang lain melukis memang yang paling menonjol. Hidupnya nyaris sempurna, kelihatannya amat bahagia namun sebenarnya di hatinya menyimpan sebuah kesedihan yang amat mendalam. Vincent, ia adalah sahabat karib di masa kecil Jingga, cinta pertamanya. Jingga dan Vincent harus terpisah karena Vincent harus pindah ke luar negeri. Sejak itulah Jingga selalu terobsesi untuk bertemu...