Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...

(Review) Launching Buku Naela Ali Story for Rainy Days vol. 3


Hari rabu kemarin, di sore hari yang sedikit mendung, aku berkesempatan menghadiri acara launching buku Naela Ali berjudul Story for Rainy Days Volume 3 di Srunding Cafe, Bandung. Sejak jauh hari aku memang sudah merencanakan untuk datang ke acara tersebut. Aku beruntung karena dari 3 kota yang menjadi tempat diadakannya launching, Bandung menjadi salah satunya.

Sudah beberapa tahun terakhir aku menjadi follower setia instagram @naelaali dan selalu mengikuti perkembangan karya-karyanya. Bagi yang belum tau, Naela Ali ini adalah seorang illustrator sekaligus penulis lulusan Universitas Binus jurusan Desain Komunikasi Visual. Walaupun saat kuliah ia lebih banyak berkutat dengan komputer rupanya ketertarikannya justru lebih besar pada gambar manual. Itulah yang akhirnya ia tekuni hingga sekarang.


Dalam berkarya ia memiliki ciri khas yang kuat, antara lain goresan cat air dengan warna-warna lembut. Karakter manusia menjadi objek yang sering digambarnya. Selain itu Naela juga senang menggambar hal-hal yang berbau Jepang. Terbukti dari banyak karya yang sering diuploadnya di instagram. Hingga kini followers instagramnya sudah mencapai puluhan ribu.

Bicara tentang buku yang dilaunching. Story for Rainy Days ini adalah buku seri ketiga yang ditulisnya. Sama seperti buku sebelumnya, buku ke 3 ini juga menyuguhkan cerita tentang relationship yang diselingi dengan illustrasi. Dengan konsep seperti diary, Naela mengungkapkan berbagai perasaannya, baik cinta maupun patah hati. Setiap kata mengalir dengan indah, lembut, jujur dan personal. Seperti secangkir coklat hangat yang dinikmati saat hujan, buku ini mampu menumbuhkan perasaan hangat dan bahagia bagi siapapun yang membacanya. Selain itu banyak tulisannya yang mampu mewakili perasaan pembaca.





Sedikit yang kurang dari buku ini hanyalah illustrasinya. Bukan berarti tidak bagus. Naela tetap tampil dengan ciri khas seperti biasa, hanya saja illustrasi di buku ini lebih minimalis dan kurang variatif jika dibandingkan dengan seri sebelumnya. Illustrasi didominasi oleh karakter realis manusia. Tidak ada lagi karakter semi kartun seperti di buku yang kedua.

Btw, aku belajar banyak dari acara meet and great kemarin. Terlihat bahwa Naela sangat mencintai apa yang ia kerjakan. Baik itu menggambar maupun menulis. Ia juga berpesan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan harus didasari dengan cinta dan passion. Dengan begitu ide-ide akan lebih mudah mengalir. Tidak usah mempedulikan tanggapan negatif orang lain.Toh kita tidak bisa menyenangkan semua orang.  Yang terpenting dalam berkarya adalah jujur pada diri sendiri dan mencintai apa yang kita kerjakan.


Selain jago menggambar, ternyata Naela Ali juga sosok yang ramah dan humble. Selamat atas peluncuran bukunya. Mudah-mudahan next time bisa ketemu lagi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Ardan, Secangkir Semangat Untuk Indonesia

Repot emang hidup tanpa bluetooth atau card reader, foto senarsis apapun jadi gak bisa terpampang di media. Untung aku bukan tipe orang narsis (tapi narsis beuuuud!!!!) Makanya, kemarin sempet uring2an waktu card readerku rusak. Alhasil foto-foto yg sebenernya q ambil beberapa bulan lalu baru bisa q posting hari ini.  Kayak yang ini nih. Foto-foto di bawah ini kuambil saat Ardan lagi ngadain event di dago car free day dalam rangka hari sumpah pemuda. Ya intinya biar para pemuda indonesia bisa lebih bersatu dan bersemangat memajukan indonesia.  Acaranya seru. Beberapa artis juga ikut tampil dalam acara ini. Salah satunya Jafunisun. Band yang satu ini emang unik banget! Mungkin sekilas orang bakal ngira lagu yang dibawakan adalah lagu Jepang. Secara, musik dan warna vokalnya Jepang banget! Tapi siapa sangka ternyata liriknya asli bahasa sunda. Tema yang diangkatpun sunda banget! Tengok aja judul-judulnya, yang paling hits "Tahu Sumedang", ada juga "Ti Soreang ka Kopo...

Obsesi (Antologi Cerpen)

Judul: Obsesi (Antologi Cerpen Bengkel Sastra 2006) Penerbit: Balai Bahasa Yogyakarta Tahun 2006, saya mendapat kesempatan mewakili sekolah untuk mengikuti kegiatan bengkel sastra yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Selama kurang lebih 3 bulan saya mengikuti pelatihan menulis dan teater yang dibimbing langsung oleh beberapa sastrawan Indonesia antara lain Mbak Evi Idawati, Mas Landung Simatupang dan Mas Sri Harjanto Sahid. Di akhir pelatihan, selain mempersiapkan pertunjukan teater kami juga diwajibkan untuk membuat membuat sebuah cerpen yang nantinya akan dimuat dalam antologi bersama. Antologi tersebut akhirnya diberi judul Obsesi. Terdiri dari 31 cerpen dengan beragam tema. Cerpen saya yang dimuat berjudul "Kembali untuk Pergi", menceritakan tentang seorang gadis yang menunggu kekasihnya pulang."