Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi mere

Rekomendasi Lip Cream Nude 'Mocha Loca' dari Brunbrun Paris


Halo lip cream lovers. Kali ini aku mau nge-rievew lip cream yang terakhir kali kubeli, tapi belum sempet ku-review sampai sekarang.

Lagi-lagi aku beli lip cream dari Brunbrun Paris. Seperti yang pernah kuulas sebelumnya https://www.pinkylova.com/2018/06/racun-alert-review-brun-brun-paris-lip.html?m=0#more, brand ini memang jadi salah satu favoritku karena kualitasnya, kemasannya yang ekonomis dan harganya yang adorable. Kali ini aku memilih lip cream warna coklat "Mocha Loca". Warna yang sebenernya jauh dari zona nyamanku. Selama ini tiap beli lipstik atau lip cream pasti nggak jauh dari tone warna pink. Sekali-sekali aku pengen tampil beda aja. Apalagi belakangan ini warna coklat cukup ngehits.

Bicara soal tekstur, aku merasakan perbedaan yang cukup nyata dibanding lip cream yang kubeli sebelumnya. Mungkin karena ini bukan seri chek and eye (tidak bisa untuk blush on dan eye shadow) jadi teksturnya lebih keset. Walau begitu aku nggak menemukan kendala saat mengaplikasikannya di bibir. Mudah nempelnya dan dapat menutupi bibirku yang gelap dengan sempurna.


Daaannn, ini dia hasilnya... Ekspektasinya sih pengen kayak Kylie Jenner gitu, tapi kalau wajah udah beda ya beda aja ya. Haha. Jujur warna ini jauh banget sama personality-ku. Aku juga ngerasa wajahku jadi terlihat kusam. Padahal ketika diswatch di tangan warna ini cantik banget. Yaahh, mungkin aku harus nerima kenyataan bahwa nggak semua orang cocok dengan warna lip cream coklat.

Tapi bukan berarti lip cream ini teronggok begitu saja di kotak make up sampai bulukan. Aku mengakalinya dengan mencampur warna ini dengan warna Foxy Red  dari lipstik Silky Girl yang kupunya. Btw, ini lipstik andalanku selama ini.



(Kiri: Foxy Red Silky Girl, 
kanan: Mocha Loca Brun-Brun)

Nah, setelah diblend warna yang tadinya gelap jadi sedikit lebih cerah karena ada campuran warna orangenya. Ini jadi tips juga buat kalian yang pengen pake lip cream warna coklat tapi nggak mau terlihat kusam. 

Hasilnya seperti ini. Better kan?

Dari segi ketahanan, seperti umumnya lip cream mate, lip cream ini cukup tahan lama meski sudah dipakai untuk makan dan minum. Tidak cracky. Rasanya juga ringan di bibir jadi nyaman untuk dipakai sehari-hari.

Nah gimana nih setelah baca review ini tertarik untuk mencoba?

Komentar

  1. aku jg termasuk yg ga cocok liptik wrna coklat ato nude mba. wrna2 tanah pasti bikin aku kliatan tua dan kusam. makanya lbh suka wrna2 cerah kayak merah, pink ato fuschia :D. lbh cocok di aku.. Tp boleh jg idenya, utk nyampurin coklat ama wrna lain supaya lbh terang yaaa :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga lebih suka warna cerah, tapi kadang bosen pengen nyoba sesuatu yang baru..hehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Review Softlens New More Dubai (Honey Brown)

Sebagai penderita mata minus aku jarang banget memakai softlens. Aku lebih memilih pakai kacamata untuk sehari-hari karena nggak ribet, dan hanya memakai softlens untuk event tertentu saja seperti kondangan atau acara spesial lain. Kebetulan bulan ini banyak banget undangan nikahan. Jadi aku memutuskan untuk beli softlens lagi. Walau hanya perintilan kecil aku ngerasa ini ngaruh banget untuk penampilanku keseluruhan. Meski baju dan dandanan udah cantik, kalau pakai kacamata tuh rasanya kurang perfect aja gitu.

Pelangi Jingga

Ini adalah karya novel pertama saya, yang saya tulis selama 3 tahun lebih (sempat vacum karena kesibukan di kampus) dan akhirnya dapat terbit tahun pada tahun 2010. Awalnya saya menulis dengan Ilustrasi covernya saya buat sendiri.  Dan... berikut ini sinopsisnya: Jingga adalah seorang gadis manis berumur 17 tahun yang lucu, baik hati, dan periang. Ia punya begitu banyak teman yang menyayanginya. Di sekolah ia punya segudang prestasi dan selalu menjadi kebanggaan guru- guru dan orangtuanya. Mulai dari juara kelas, debat ini itu, sampai prestasi non akademis seperti modeling dan melukis. Diantara bakatnya yang lain melukis memang yang paling menonjol. Hidupnya nyaris sempurna, kelihatannya amat bahagia namun sebenarnya di hatinya menyimpan sebuah kesedihan yang amat mendalam. Vincent, ia adalah sahabat karib di masa kecil Jingga, cinta pertamanya. Jingga dan Vincent harus terpisah karena Vincent harus pindah ke luar negeri. Sejak itulah Jingga selalu terobsesi untuk bertemu Vin