Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...

Go to Goa Jepang & Goa Belanda

Gagal merayu totong dan ario tak mengurungkan niatku dan ayuk untuk ikut teman-teman berpetualang ke hutan juanda yang terletak di daerah Dago Pakar. Di sana terdapat sebuah gua peninggalan jepang yang disebut gua jepang. Menurut guide yang mengantar kami, gua tersebut dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian. Terdapat kamar-kamar untuk beristirahat pasukan Jepang. Jangan dibayangkan seperti kamar kita ya. Kamar tersebut berupa sebuah ceruk kecil di dinding. Ada lorong-lorong yang saling berhubungan. Mirip labirin. Hii.. kalo pergi sendiri aku nggak yakin bisa ketemu jalan keluar. Ditambah lagi tidak ada penerangan sama sekali kecuali dari senter yang kami bawa. Ow ya, aura mistis sangat terasa di sana. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya orbs yang tertangkap kamera. (maaf, belakangan lagi tergila-gila sama orbs).
Tak jauh dari goa jepang, terdapat satu goa lagi yang disebut goa Belanda. Sesuai namanya, goa tersebut dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian tentara Belanda. Berbeda dari goa Jepang  yang dinding dan lantainya masih berupa batu, goa Belanda telah di semen dan di cat. Konon menurut cerita, agar keberadaan goa tersebut tidak diketahui musuh, semua pekerja yang terlibat dalam pembuatan goa tersebut harus dibunuh. Berbeda dari goa jepang, tempat ini bukan hanya untuk bersembunyi melainkan juga penjara, tempat introgasi dan pembantaian.
Selain kedua goa tersebut, masih ada beberapa obyek di kawasan hutan juanda. Tempat tersebut antara lain prasasti dan museum Ir. Juanda. Ada juga sebuah air terjun yang sangat indah dengan jembatan di atasnya. Sayang, karena letaknya yang cukup jauh (sekitar 6km dari goa belanda) dan cuaca yang tidak memungkinkan (hujan), kami terpaksa mengurungkan niat ke sana.    

Ini Goa Jepangnya


Ini Goa Belandanya


Tips: Berikut beberapa hal yang harus disiapkan/dibawa sebelum berkunjung ke hutan juanda
1.   Pastinya uang untuk membayar tiket masuk sebesar Rp 8000,- Juga untuk beli jajanan seperti jagung bakar, gorengan, teh dan yang hangat-hangat lainnya. Ow iya, kalo mau sewa guide siapkan uang lebih. (tadi kami beramai-ramai tarif guidenya 25 ribu rupiah)  
2.   Karena di dalam goa tidak ada penerangan sama sekali, sebaiknya bawa senter sendiri dari rumah. Lumayan bisa menghemat 3 ribu rupiah.
3.   Kamera adalah hal yang tak kalah penting. Tanpa kamera tidak bisa narsis.
4.   Karena tempatnya dingin, jangan lupa bawa jaket ya.
5.   Satu hal yang harus diingat, jangan datang pas musim hujan, karena kalo hujan turun bisa dipastikan rencana gagal total. Nggak bisa liat pemandangan,nggak bisa jalan-jalan, nggak bisa narsis, yang ada justru masuk angin (sepertiku L )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Ardan, Secangkir Semangat Untuk Indonesia

Repot emang hidup tanpa bluetooth atau card reader, foto senarsis apapun jadi gak bisa terpampang di media. Untung aku bukan tipe orang narsis (tapi narsis beuuuud!!!!) Makanya, kemarin sempet uring2an waktu card readerku rusak. Alhasil foto-foto yg sebenernya q ambil beberapa bulan lalu baru bisa q posting hari ini.  Kayak yang ini nih. Foto-foto di bawah ini kuambil saat Ardan lagi ngadain event di dago car free day dalam rangka hari sumpah pemuda. Ya intinya biar para pemuda indonesia bisa lebih bersatu dan bersemangat memajukan indonesia.  Acaranya seru. Beberapa artis juga ikut tampil dalam acara ini. Salah satunya Jafunisun. Band yang satu ini emang unik banget! Mungkin sekilas orang bakal ngira lagu yang dibawakan adalah lagu Jepang. Secara, musik dan warna vokalnya Jepang banget! Tapi siapa sangka ternyata liriknya asli bahasa sunda. Tema yang diangkatpun sunda banget! Tengok aja judul-judulnya, yang paling hits "Tahu Sumedang", ada juga "Ti Soreang ka Kopo...

Obsesi (Antologi Cerpen)

Judul: Obsesi (Antologi Cerpen Bengkel Sastra 2006) Penerbit: Balai Bahasa Yogyakarta Tahun 2006, saya mendapat kesempatan mewakili sekolah untuk mengikuti kegiatan bengkel sastra yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Selama kurang lebih 3 bulan saya mengikuti pelatihan menulis dan teater yang dibimbing langsung oleh beberapa sastrawan Indonesia antara lain Mbak Evi Idawati, Mas Landung Simatupang dan Mas Sri Harjanto Sahid. Di akhir pelatihan, selain mempersiapkan pertunjukan teater kami juga diwajibkan untuk membuat membuat sebuah cerpen yang nantinya akan dimuat dalam antologi bersama. Antologi tersebut akhirnya diberi judul Obsesi. Terdiri dari 31 cerpen dengan beragam tema. Cerpen saya yang dimuat berjudul "Kembali untuk Pergi", menceritakan tentang seorang gadis yang menunggu kekasihnya pulang."