Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...

Cerita Akhir Pekan, Masih, Laptopku Sayang


 Hah, akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Minggu ini emang menjadi minggu yang super sibuk. Ujian.. ujian!! Nglembur sampai pagi. Untung kerja kelompok, jadi dagdigdug nya bisa ditanggung bareng, meski capeknya nggak jauh beda sih dengan kerja sendiri. But, untuk hasilnya lumayan puas kok (Bisa di chek di youtube-ku). Yang pertama mata kuliah stopmotion. kami harus membuat sebuah video stopmotion berdurasi 30 detik. Bersama Ario dan Totong kami membuat stopmotion dengan tokoh sebuah burger, burger ajaib yang bisa loncat-locat! Sementara tugas Narasi Visual kami diharuskan membuat e-book interaktif. Kami mengangkat Tamansari untuk tugas tersebut. Minggu depan masih ada beberapa ujian lagi.
Ya, perjuangan masih harus berlanjut. Tapi untuk sejenak, kami menyempatkan diri untuk melepas penat. Emm, sebenernya bukan melepas penat sih, kalaupun iya tentu aku nggak akan memilih BEC sebagai tempat tujuan. Bayangkan, dalam waktu setengah bulan saja udah sekitar 6 kali aku bolak-balik ke sana untuk servis leptop, (sekali nemeni Totong beli pen tablet baru. Hasil menang lomba karikatur loh! Pengen). Ya, gimana lagi, penyakit laptopku kambuh lagi. Terpaksa harus diservis. Untung masih ada garansi jadi bisa gratis. Tapi kabar buruknya, tukang servis sendiri nggak bisa menjamin laptopku itu bisa bertahan lama. Daripada bolak-balik diservis, lebih baik segera dijual aja mumpung masih bisa nyala. Tapi aku jadi shock ketika kutanya berapa harga jual laptopku, ternyata turun drastis. 3 tahun lalu aku membelinya dengan harga 5juta, sekarang dijual mungkin cuma laku 1jutaan. Hiks.. Padahal bulan depan udah mulai TA. Artinya, harus menyiapkan leptop yang benar-benar prima untuk bisa diajak kerja keras, bergadang nonstop, dan menyimpan data banyak. Tahun lalu aja, dengan kondisi laptop yang masih oke, sempat mengalami lola bahkan nge-hank.
Ah, aku kok jadi semakin curiga sama kontrakanku ya? Kira-kira udah 5 bulan aku menempati kontrakan ini. Entah kebetulan atau enggak, satu-persatu komputer kami, penghuni kontrakan, mendadak rusak. Mulai dari monitor Diko yang suka mati nyala, CPU Ario yang nggak berfungsi sama sekali (Tadi sore giliran monitornya yang mati), komputernya Fikhi, komputernya Bang Parlin yang aneh bin ajaib karena cuma di kontrakan aja yang nggak bisa nyala, ketika di tes di tempat lain sehat wal afiat, sekarang giliran laptopku yang eror. Bukan mau bicara mistis loh ( ya, walaupun kata tetangga di sini memang banyak hantu usil, sampai2 banyak penghuni yang nggak betah. Baru kami pemecah rekor yang bisa bertahan sampai sekarang). Ada dugaan karena arus listrik di sini nggak stabil, jadi berpengaruh ke peralatan elektronik terutama komputer atau laptop. Sayangnya belum ada bukti soal itu. Kalo memang benar, aku berharap pihak-pihak terkait yang membaca tulisan ini dapat membantu, kalo tidak, nantinya akan lebih banyak lagi korban berjatuhan.           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Ardan, Secangkir Semangat Untuk Indonesia

Repot emang hidup tanpa bluetooth atau card reader, foto senarsis apapun jadi gak bisa terpampang di media. Untung aku bukan tipe orang narsis (tapi narsis beuuuud!!!!) Makanya, kemarin sempet uring2an waktu card readerku rusak. Alhasil foto-foto yg sebenernya q ambil beberapa bulan lalu baru bisa q posting hari ini.  Kayak yang ini nih. Foto-foto di bawah ini kuambil saat Ardan lagi ngadain event di dago car free day dalam rangka hari sumpah pemuda. Ya intinya biar para pemuda indonesia bisa lebih bersatu dan bersemangat memajukan indonesia.  Acaranya seru. Beberapa artis juga ikut tampil dalam acara ini. Salah satunya Jafunisun. Band yang satu ini emang unik banget! Mungkin sekilas orang bakal ngira lagu yang dibawakan adalah lagu Jepang. Secara, musik dan warna vokalnya Jepang banget! Tapi siapa sangka ternyata liriknya asli bahasa sunda. Tema yang diangkatpun sunda banget! Tengok aja judul-judulnya, yang paling hits "Tahu Sumedang", ada juga "Ti Soreang ka Kopo...

Obsesi (Antologi Cerpen)

Judul: Obsesi (Antologi Cerpen Bengkel Sastra 2006) Penerbit: Balai Bahasa Yogyakarta Tahun 2006, saya mendapat kesempatan mewakili sekolah untuk mengikuti kegiatan bengkel sastra yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Selama kurang lebih 3 bulan saya mengikuti pelatihan menulis dan teater yang dibimbing langsung oleh beberapa sastrawan Indonesia antara lain Mbak Evi Idawati, Mas Landung Simatupang dan Mas Sri Harjanto Sahid. Di akhir pelatihan, selain mempersiapkan pertunjukan teater kami juga diwajibkan untuk membuat membuat sebuah cerpen yang nantinya akan dimuat dalam antologi bersama. Antologi tersebut akhirnya diberi judul Obsesi. Terdiri dari 31 cerpen dengan beragam tema. Cerpen saya yang dimuat berjudul "Kembali untuk Pergi", menceritakan tentang seorang gadis yang menunggu kekasihnya pulang."