Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi ...

Awas, Cybercrime Mengintai

Beberapa tahun terakhir jejaring sosial seperti facebook dan twitter menjadi sangat populer dan fenomenal. Bahkan di Indonesia sendiri penggunanya mencapai lebih dari 25 juta orang. Dibanding negara-negara lain di dunia, jumlah ini termasuk yang terbesar. Hal ini semakin dipersubur oleh tarif operator yang semakin terjangkau dan bermunculannya HP-HP murah dengan fitur lengkap sehingga memungkinkan setiap orang dapat mengakses internet dengan mudah.
Komunikasi yang serba praktis adalah faktor kenapa facebook dan twitter begitu melekat di hati masyarakat. Masyarakat dapat mencari teman lama maupun baru, saling bertukar pikiran dan informasi. Bahkan dapat pula sebagai ajang promosi usaha.
Di kalangan remaja, jejaring sosial menjadi trend tersendiri. Salah satunya adalah untuk menunjukkan exsistensi. Belum gaul jika belum memiliki akun facebook. Karena itulah mereka berlomba memasang foto semenarik mungkin, mengumbar identitas, mencari teman sebanyak-banyaknya dan rajin menulis status. Semakin banyak orang tau aktivitas kemudian mengomentarinya, semakin banggalah mereka. Tanpa mereka sadari, di balik itu mungkin ada penjahat yang siap memanfaatkan keadaan.
Belakangan “Cybercrime” atau tindak kriminal yang dilakukan melalui internet semakin marak. Sejak awal tahun 2010 tercatat beberapa kali terjadi kasus penculikan yang bermula lewat perkenalan di facebook. Pelaku bisa dengan mudah menyamarkan identitas. Modusnya adalah dengan berkenalan melalui facebook, chatting, dilanjutkan saling bertukar nomor HP. Sampai akhirnya kopi darat (bertemu secara langsung). Tindak penculikan semacam itu mungkin tak berhenti sampai di situ saja. Bisa jadi terkait pula dengan jaringan human trafficing (perdagangan manusia) yang akibatnya akan lebih buruk.
Situs jejaring sosial memang ibarat dua sisi mata uang. Tapi bukan berarti harus dihindari. Bagaimanapun banyak nilai positif yang dapat kita serap darinya. Kita hanya dituntut untuk lebih selektif dan bijak menyikapi. Sadari betul dampaknya, baik positif maupun negatif. Jangan mudah percaya dengan data yang terpampang profil di facebook. Begitupun ketika menerima ajakan pertemanan. Pastikan dulu siapa, bagaimana latar belakangnya dan apa tujuannya.
Disamping itu, peran orangtua tak kalah penting. Sebagai filter utama, mau tak mau orang tua harus bisa mengikuti perkembangan tehknologi agar dapat memantau kegiatan anak. Jalin komunikasi dengan baik dan beri pengertian bahwa internet haruslah digunakan secara seimbang. Bagaimanapun kehidupan sosial yang nyata tetap tidak dapat tergantikan oleh situs-situs jejaring sosial secanggih apapun di dunia maya.

Dimuat di Harian Minggu Pagi, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me Time Mewah Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Menjadi ibu ternyata nggak seindah apa yang ditampilkan di feeds Instagram. Saking repotnya ngurus anak, diri sendiri jadi nggak keurus. Penampilan awut-awutan , rumah berantakan, banyak kerjaan yang keteteran. Ya apalah aku ini tanpa dayang-dayang.  Imbasnya, semenjak punya anak aku jadi lebih sering uring-uringan. Suami dan anak yang jadi korbannya. Aku sadar sih, selain karena capek, juga karena kurang me time . Pernah sih waktu itu nyobain pergi sendiri untuk me time . Bukannya happy , yang ada malah jadi mellow pengen cepet-cepet pulang ketemu anak.

Ardan, Secangkir Semangat Untuk Indonesia

Repot emang hidup tanpa bluetooth atau card reader, foto senarsis apapun jadi gak bisa terpampang di media. Untung aku bukan tipe orang narsis (tapi narsis beuuuud!!!!) Makanya, kemarin sempet uring2an waktu card readerku rusak. Alhasil foto-foto yg sebenernya q ambil beberapa bulan lalu baru bisa q posting hari ini.  Kayak yang ini nih. Foto-foto di bawah ini kuambil saat Ardan lagi ngadain event di dago car free day dalam rangka hari sumpah pemuda. Ya intinya biar para pemuda indonesia bisa lebih bersatu dan bersemangat memajukan indonesia.  Acaranya seru. Beberapa artis juga ikut tampil dalam acara ini. Salah satunya Jafunisun. Band yang satu ini emang unik banget! Mungkin sekilas orang bakal ngira lagu yang dibawakan adalah lagu Jepang. Secara, musik dan warna vokalnya Jepang banget! Tapi siapa sangka ternyata liriknya asli bahasa sunda. Tema yang diangkatpun sunda banget! Tengok aja judul-judulnya, yang paling hits "Tahu Sumedang", ada juga "Ti Soreang ka Kopo...

Obsesi (Antologi Cerpen)

Judul: Obsesi (Antologi Cerpen Bengkel Sastra 2006) Penerbit: Balai Bahasa Yogyakarta Tahun 2006, saya mendapat kesempatan mewakili sekolah untuk mengikuti kegiatan bengkel sastra yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Selama kurang lebih 3 bulan saya mengikuti pelatihan menulis dan teater yang dibimbing langsung oleh beberapa sastrawan Indonesia antara lain Mbak Evi Idawati, Mas Landung Simatupang dan Mas Sri Harjanto Sahid. Di akhir pelatihan, selain mempersiapkan pertunjukan teater kami juga diwajibkan untuk membuat membuat sebuah cerpen yang nantinya akan dimuat dalam antologi bersama. Antologi tersebut akhirnya diberi judul Obsesi. Terdiri dari 31 cerpen dengan beragam tema. Cerpen saya yang dimuat berjudul "Kembali untuk Pergi", menceritakan tentang seorang gadis yang menunggu kekasihnya pulang."